Selasa, 13 Agustus 2019

Pentingnya Budaya Literasi Bagi Generasi Milenial

author photo
Tulisan Uray Frilly Utari

Berbicara tentang budaya membaca saat sekarang ini utamanya negara kita Indonesia sangatlah kurang digemari. Pasalnya anak-anak bangsa Indonesia dari golongan siswa sekolah dasar hingga ke mahasiswa tidak termotivasi untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan atau budaya.


Mereka lebih memilih untuk bermain dengan gadget, nongkrong berjam-jam, dan lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka untuk liburan daripada untuk menabung yang bertujuan untuk berinvestasi. Mereka menganggap bahwa membaca itu biasa-biasa saja, tidak ada gaya tarik di dalamnya terutama bagi para generasi milenial.

Mengapa tidak, karena mereka tidak dibiasakan dari kecil untuk membiasakan membaca atau menjadikan membaca sebagai budaya, bahkan biasanya dari sejak kecil anak-anak sudah diberikan gadget dan bahkan anak-anak lebih mahir memakai gadget dibandingkan orang tuanya.

Baca Juga: Sepinya Perpustakaan dan Lemahnya Kegemaran Membaca

Tentu saja setiap hal memiliki sisi positif dan sisi negatif dan dari hal yang disebutkan di atas. Sisi positif dari generasi milenial tersebut adalah mereka bisa menjadi orang yang berkarakter multitasking, yaitu dapat melakukan beberapa aktivitas dalam waktu yang bersamaan dan ini merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh generasi milenial.

Dalam dunia kerja kelebihan ini bisa jadi modal yang cukup menjanjikan, terutama saat menghadapi deadline atau tugas pekerjaan yang sedang menumpuk. Namun sisi negatifnya adalah ingin semuanya serba instan. Menurut penuturan Septiani Teberlina dari Concord Consulting Indonesia, generasi milenials memang lebih paham teknologi tapi cenderung berlebihan dalam penggunaannya.

Selain itu, karena semua sudah dipermudah, semangat juang terlihat kurang. Sehingga wajar generasi old crack beranggapan generasi milenial ini kurang tangguh saat dibenturkan dengan masalah. Sisi negatif yang lainnya adalah kurangnya social skill, dengan maraknya teknologi mereka menjadi kurang bisa berkomunikasi langsung. Dulu, selain tatap muka masih ada telepon, lalu berkembang ke sms dan sekarang aplikasi chatting dan lain-lain.
Baca Juga: Melihat Geliat Sastra di Kalimantan Barat

Ini yang menjadikan generasi milenial menjadi kurangnya social skill seperti pada waktu ngumpul atau salah satu contohnya waktu ngumpul bersama keluarga, yang lain pada ngobrol, mereka malah update status di media sosial dan hal tersebut membuat mereka malah tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya.

Karena lebih terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan hal tersebut sebagai budaya bukannya menulis atau membaca buku, membuat para anak-anak bangsa menjadi kurangnya etika, kurangnya kreatifitas, kurangnya wawasan dan keilmuan, hal tersebut dapat membuat anak-anak bangsa yang seharusnya menjadi generasi bangsa malah menjadi generasi micin.

Maka dari itu budaya literasi ini sangatlah penting untuk kita terutama bagi para generasi penerus
bangsa yang akan bersaing lebih ketat ditahun-tahun yang akan datang.

Tulis Pendapat Anda 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post