Rabu, 12 Agustus 2020

Sajak-Sajak Zainur Rahman & Perempuan Hujan

author photo

Puisi Zainur Rahman


Kali ini laman literasi kalbar menayangkan Sajak-Sajak Zainur Rahman yang sangat menarik hati untuk dibaca dan dihayati. Selamat membaca.


Aku lahir dari pena
Yang berhasil memimpikan kata-kata pasca-purnama
Maka turunlah hujan diksi-diksi
Pada segumpal tanah, merekahlah bunga-bunga puisi


Literasi Kalbar
Puisi Zainur Rahman pic pixabay



Aku Lahir dari Pena


Aku lahir dari pena
Sebelum bumi terpejam di ufuk senja
Dan setelah kepodang berdansa di kening cakrawala
Sepertinya aku adalah jawaban doa-doa
Dari panjatan kelu di saat duka


Aku lahir dari pena
Yang berhasil memimpikan kata-kata pasca-purnama
Maka turunlah hujan diksi-diksi
Pada segumpal tanah, merekahlah bunga-bunga puisi


Aku lahir dari pena
Bersama ruap-ruap la’ang terhalang surya
Maka harus kucecapi tubuh tinta
Meski tak terlahir dari rahim para pujangga.


(Sumenep, 2020)


***


Perempuan Hujan


Hingga pada riak ombak
Yang menyetubuhi malam sebelum tersibak
Perempuan itu pada teduh rentetan air
Telah kucabut arwah lukanya
Dihaturkan kepada awan hendak legam


Karena semerbak apapun
Tetaplah harum tubuhnya di cakrawala
Kecipak yang dimainkannya
Pun menempias kerontang imajiku
Setelah utas diksi-diksi itu
Jatuh melepuh bersama kerling biru mata Gurbaru.


(Arek Lancor, 2020)


***


Rajah


Inilah kuberikan tetes wajah puisi
Jatuh memeluh dari sisa-sisa embun pagi
Sudikah engkau membuka
Karena pintu-pintu bersedia menguak cerita


Masuklah, nikmatilah
Teguklah, bagaimana?
Itulah rajah diksi sesuai takaran penyair ujung kaki
Supaya engkau menatap masa
Di mana kita berada di antar titik, juga koma.


(Pamekasan, 2020)


***


Anak Senja


Sebagaimana kita yang pernah berjalan pada pematang itu
Dilihatnya tarian Burung Dangkepot melukis senja
Berkuas bianglala


Juga kisah telah memeluk siang sebelum punah
Pada ruap-ruap ranting di tangan kita
Saksi mata purnama.


(Arek Lancor, 2020)


***


Siluet Rindu


Sebelum angan bersambang ke negeri harapan
Aku sudah menyulam kenang dalam ingatan
Tepat pada ranting kering berjatuhan
Berserakan daun-daun kerinduan
Pada jalan penantian


Sementara di sekat malam yang bisu
Kutemukannya siluet dari pekat matamu
Menerangi ruas lengkung setiap jemariku
Sambil meraba kepergian yang masih menunggu


Barangkali kita adalah hujan
Menggenggam erat tangan
Membasahi genangan
Bahwa segala resah kini berujung lelah
Untuk memilikimu adalah dambaan segala arah.


(Pesisir Branta, 2020)


***



Zainur Rahman, pria yang akrab disapa ZEN ini lahir di Prenduan Sumenep Madura pada tanggal 26 Maret 2000. Bergiat di Komunitas Bengkel Sastra IAIN Madura. Puisinya telah termaktub dalam antologi bersama dan surat kabar. Di antaranya : Bangka Pos, Koran Merapi, Kabar Priangan, Radar Madura, Radar Mojokerto, Radar Cirebon, dan lain-lain.
Hubungi Penulis
Email: zain.arrahman26@gmail.com

Instagram : Zain.arrahman26


Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi  & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com

Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan


Tulis Pendapat Anda 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post