Kamis, 18 Februari 2021

Sajak-Sajak Moehammad Abdoe & Hujan Pertemuan Musafir

author photo

literasikalbar.com - sajak-sajak moehammad abdoe menggoda pembaca merangkai setiap larik untuk menemukan maksud puisi.


Literasi kalbar
Sajak moehammad abdoe pic pixabay


Sajak-Sajak Moehammad Abdoe & Hujan Pertemuan Musafir


"Selami di balik wujud siapa diri sebenarnya yang menempuh jalan suluk menuju altar."


Ketika Awal Jumpa


sebermula hanyalah cahaya 

sebagaimana ketika lembayung fajar menempel pada ruas daun 

embun cintaku kemudian semakin berkilau serupa emas 

meliputi batas sukma yang terbit menebarkan duri mawar 


merengkuh setiap jarak pandang 

selayang harum tubuhmu menorehkan banyak luka 

upaya merayu malam 

dari kebisuan mantra seorang pertapa 


yang terbenam di kedalaman jiwa 

ceruk dada yang bersolek di tepian mata 

menyeka jejak noda kembaraku 

isyarat terkubur seribu 


Jakarta, 30 September 2020.


***


Wanita Jalang


di bawah terik siang bulu

picing matamu bibir bunga

teduh payung sungai daki

berlinanglah cuaca terbuka


mengalir menyusuri ruang

akar beringin rindang waktu

dan bangku taman kosong

labalaba merajut jaring


bila esok kaujelang wajah baru

mentari di balik rerimbun

kenanglah diriku sampai jauh

bertepi di pelabuhan bunga


Jakarta, 13 November 2020.


***


Hujan Pertemuan


suatu ketika hujan menahanmu

di ujung bulu mata panas

kita berdua berteduh mendekap tubuh cuaca

saling menatap beku hulu kenangan

mengalir ke rimba hilir

dan betapa ingin segera kubasuh

garis tanganmu 


namun barangkali aku hanyalah angin bagimu

dari satu pohon ke lain daun

melompat dari satu mata ke lain hati

membagi kasih


Jakarta, 23 Oktober 2020.


***


Langit Jakarta


di lepas desamu 

rasi waluku yang ceria

kautahu ke mana angin 

dan burung melaju 

bertawaf mengelilingi gedung 

sepanjang malam 

bersunyi di balik cahaya 

kemilau kota


Jakarta, 28 Oktober 2020.


***


Musafir


dalam sebuah cermin buram kamar tua

sepotong replika wajah seorang pengembara dari negeri asing:

"kau terduduk serupa patung denganku"

sementara poros telaga bening matamu

terkatup dinding teratai.


barangkali sejenak dapat kuselami di balik wujud siapa dirimu sebenarnya

yang menempuh jalan suluk menuju altar

pengabdian diri dalam rimba

sedang kemilau rona swastamita acapkali menempelkan cumbu rayunya pada kaca.


serupa tempias hujan pelabuhan angin di balik kaca jendela

itu wajahmu semakin tampak menua

mengerut daun telinga sore hari dalam zikir masa berkunjung

larut serta melipat laju bayangmu kian memanjang.


Jakarta, 19 Oktober 2020.


***


Terang


sepenggal purnama dari teluk malam 

telah kauserap derai biji langit sampai ke dasar hatimu 

dalam seribu wajah rahasia daun kering berguguran 

jauh kelana hulu sungai jenuh 


namun hendaklah segera kaujemur tabah 

cahaya lekas menyambut 


Jakarta, 8 November 2020.




Moehammad Abdoe, anggota komunitas Dari Negeri Poci. Pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka (PDM 2015) dengan gerakan yang mengangkat tema-tema sosial dan seni musik jalanan. Karyanya berupa puisi dan cerpen terbit di berbagai media massa Indonesia maupun luar negeri, antara lain: News Sabah Times, Utusan Borneo, Harian Ekspres, Suara Sarawak, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Minggu Pagi, Republika, Koran Merapi, Suara Merdeka, Rakyat Sultra, Riau Pos, Tanjunpinang Pos, serta diabadikan di pelbagai buku antologi bersama. Saat ini, ia masih singgah di sebuah desa kecil di bawah lereng bukit kapur (Kalipare-Malang). 




Tulis Pendapat Anda 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post