Minggu, 20 Maret 2022

Sajak Septiadi Gunawan Kepada Patah Hati

author photo

literasikalbar.com - Septiadi Gunawan memilih sudut pandang aku sebagai pemuisi. Terasa puisi merupakan pengalaman penulisnya. Namun, belum tentu juga. Sajian puisi Septiadi Gunawaan mengahak kita mneyelamai makna puisi dengan sudut pandang keakuannya.


Sajak Septiadi Gunawan Kepada Patah Hati
Sajak Septiadi Gunawan Kepada Patah Hati Pic Pixabay

Sajak Septiadi Gunawan Kepada Patah Hati

 

"Beberapa hal memaksa kita untuk berjuang dan bertahan"


Kita Usai Sebab Keegoan


Suatu hari tanganku pernah kuat 

Sebab di genggam tanganmu


Suatu pagi tanganku menjadi rapuh

Sebab mendengar kabar kau menduakanku


Maaf,

Aku sering membuatmu menangis

Maaf,

Aku selalu egois dan tak mau selalu disalahkan


***


Seperti Apa Lagi


Seperti judul lagu Amigdala

Kukira kau rumah

Ternyata kau hanya tempat singgah


Seperti puisi Pak Sapardi

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni

Kecuali diri ini yang perasaannya selalu kau bohongi berkali-kali


Seperti buku Garis Waktu karya Fiersa Besari

Bahwa kita akan menemukan seseorang 

yang akan mengubah hidupmu untuk selamanya


Sayangnya kau berubah sebelum status aku dan kamu menjadi kita

***


Baca Juga : Puisi Jadi Diri Sendiri


Kepada Patah Hati yang Tak Diinginkan


Kala malam tiba dan kecanggungan hadir


Aku lebih suka memainkan gawai

Tanpa saling berbalas pesan

Mencari yang sedang trending 

Memutar video-video 

Kemudian melihat komentar-komentar


Di sana…

Aku temui banyak sekali permasalahan

Tentang bahagia, tawa, sedih dan luka

Kubaca satu persatu komentar mereka

Tak disangka aku terlarut dalam ceritanya


Yang aku amini dalam sela-sela membaca

Adalah…

Aku tidak mengamini masalah yang membuat seseorang patah


Setelahnya aku mulai membanyangkan

Seberapa hebat patah

Bila itu terjadi pada kita


***


Bagaimana?


Penah sekali, kita bangun terlalu pagi

Sekedar ingin mengucapkan selamat pagi pada orang terkasih


Pernah juga kita pura-pura lupa hari bahagia

seseorang yang kita sayangi

Hanya karena kita ingin memberi kejutan


Tapi…

Kita selalu ingin agar ia lakukan hal yang sama pada kita

Pura-pura lupa hari bahagia

Kemudian datang tiba-tiba memberi hadiah


Iya…

Jika apa yang kita inginkan 

terjadi sesuai yang kita rencanakan 


Tapi..

Apa jadinya yang kita inginkan 

Malah menjadi hari kesedihan?

***


Baca Juga : Puisi Cahaya Malam pada Ayah


Kehilangan


Beberapa hal memaksa kita 

untuk berjuang dan bertahan 

Tapi…

beberapa hal yang lain tidak


Belajar untuk mempertahankan itu harus

Tapi…

Kita juga harus siap 

jika suatu hari harus merasa kehilangan 



Septiadi Gunawan adalah seorang lelaki kelahiran 25 September 2001 yang besar didaerah lewatnya garis khatulistiwa. Ia sadar bahwa kita semua akan mati tetapi tulisan-tulisan akan tetap abadi, maka dari itulah ia menulis.


Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com


Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan


Tulis Pendapat Anda 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post