Selasa, 24 Agustus 2021

Sajak-Sajak Zidny Hidayat dan Mawar Tuhan

author photo

literasikalbar.com - Zidny Hidayat dengan sajaknya menyampaikan rasa yang dialami. Sajak dengan sudut pandang aku lebih mengena dan menyatakan ekspresi diri. Pembaca menjadi terbawa dalam hal tersebut.


Puisi Zidny Hidayat Mawar Tuhan pic pixabay


Sajak-Sajak Zidny Hidayat dan Mawar Tuhan


"Mekar dan mekarlah, kembang dan kembanglah, harum dan harumlah sebelum layu dan menyatu dengan tanah."


Aku Percaya


Aku percaya, suatu saat

senyum hangat merekah lagi ditiap perjumpaan

jabat tangan bukan lagi pantangan

pelukan erat mengikat sukma

jiwa-jiwa saling merangkul satu dengan yang lainnya


saat itu pula, masker beralih menutup keangkuhan

sanitizer mensterilisasikan segala prasangka.

Biarlah mulut-mulut menebar kesejukan, tangan-tangan memeluk kebersahajaan, dan pertemuan mendonor kebahagiaan.


aku percaya, tak lama lagi

di mana saja. Di pelosok hingga metropolitan.

Tidak ada lagi ketakukan.

Seseorang dengan gagah teriak "Sudah, tidak ada lagi bencana. Percayalah saudara-saudara!, tidak ada yang mematikan, kecuali yang menghidupkan".


saat itu juga, hujan singgah membelai petani,

memandikan mimpi-mimpi, dan rona pelangi merias sanubari.


aku percaya, sebentar lagi

mimpi akan matang, cinta siap disajikan

aku menanak lara, kau menumis asa

kita makan keprihatinan yang sudah kita panggang suntuk semalam

lalu kita bersulang

aku menyeduh bulan, kau meminum bintang-bintang

kita teguk kekalutan yang sudah mendidih dalam ingatan


aku percaya, saat ini dan selamanya

cinta adalah kebenaran yang perkasa

cinta jua lah yang kan memerdekakan kita dari berbagai nestapa.


Jakarta, 2021


***


Ghosting


:mengenang kepergian Ir. Ari Selo Hartanto


Didepan piano tua-mu,

aku berdebat dengan isi kepalaku.


Mana yang lebih genting?

denting pianoku,

atau hening kepergianmu?


Jakarta, 2021


Baca Juga : Puisi Yeni Maulidah & Secangkir Kopi di Dalam Jas


***


Mawar Tuhan


Tak peduli berapa banyak duri menancap di batangnya.

Tugas mawar adalah mekar, merekah, dan menebar keharuman.

Dan engkau, kekasih, kau adalah mawar tuhan: sumber keindahan.

Jangan pedulikan duri-duri di sekelilingmu. Mekar dan mekarlah, kembang dan kembanglah, harum dan harumlah,

sebelum layu dan menyatu dengan tanah.


Jakarta, 2021


***


Mudik


Aku ingin mudik ke kampung halaman, dimana tidak ada lagi kesedihan

Kan ku hirup dalam-dalam aroma kebahagiaan yang merekah di sepanjang perjalanan

Aku rela panas-panasan di jalan

hingga tubuhku basah kuyup oleh kenangan


Aku ingin pulang ke palung, ke dasar paling relung

Dimana seluruh kenangan terkurung didalam kiraban sarung

Masa kecilku dulu gemar mengamati mendung

Sambil menghayal tentang masa depan, cita-cita, dan angan yang tak tertampung

Betapa mengingatnya lagi membuat rinduku semakin tak terbendung


Aku ingin kembali dan tinggal bersama ibu

Menyaksikan senyum manisnya menghiasi hari-hariku

Aku ingin melihat ibu tetap muda seperti dahulu

Yang tangguh menghidupiku seorang diri.


Aku ingin pulang, Bu

Aku rindu


2020


Baca Juga: Puisi Arham Wiratama Memeluk Rindu

***


Pantai Muarareja 


Di laut

Rinduku terpaut

Pada wajah yang imut

Pada kelopak mata  yang ciut

Pada ciuman yang kecut

Ndut,

Cintaku ke kamu tak kan surut

Bahkan ketika nadi tak lagi berdenyut


Dipantai

Segala tentangmu terurai

Rinduku tak pernah selesai

Mungkin karena di hati, wajahmu telah terbingkai

Hingga baru kusadari ternyata tanpamu aku lunglai


Di antara butiran pasir

Rinduku berdesir

Sebab, namamu telah terukir

Di hati para penyair

di hati nan getir

Ndut,

Cintaku ke kamu tak akan berakhir

Bahkan ketika darah tak lagi mengalir


Di Muarareja

Segala rindu kueja

Segala kenang kubaca

Segala tentangmu kutancap

Dalam dada

Hingga namamu abadi memenuhi seisi dada


Ndut,

Cintaku tertinggal di Muarareja

Di pantai utara pulau Jawa


Tegal, 2020


Zidny Hidayat

Zidny Hidayat, pria kelahiran Tegal 30 Oktober 1998 yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan jasa di ibukota. Sapa saya di sosial media, instagram: @zidny_nhyz, dan facebook: Zidny hidayat.


Laman Literasi Kalbar menerima tulisan berupa puisi, cerpen, resensi, & opini. Silakan kirim ke literasikalbar@gmail.com


Ketentuan tulisan bisa baca di Kirim Tulisan


Kirim karya media online


Baca Juga


Puisi Daffa Randai Menghardik Pelukmu


Artikel Dampak Gadget Terhadap Minat Baca


Cerpen Sintang Dua Puluh Empat Jam







Tulis Pendapat Anda 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post